aku baru saja tersadar ternyata pelukan
kita menjadi jauh.
di ranting pohon meranggas yang kau
kirim ke hatiku, saat malam yang menindih kepalaku dengan rintik hujan,
mendadak kau bisu. entah karena jarak atau jejak.
aku berharap kau pulang menaiki kereta
yang dipenuhi aroma tubuh orang lain dan bercerita di hadapanku : ingatanmu
tentang somba opu. masihkah ia diam di pelupukmu ?
saat sua menemukan kita di peron,
menunggu kereta yang lelah mengangkut sepi, sekedar basa-basi kutanyakan :
adakah kartini di Holland ? atau dia berubah jadi Ratu ?
sungguh kuharap sua itu berlanjut
cerita. sebuah basa-basi mungkin. mungkin lidah terlalu ngilu untuk bercerita
kisahmu disana, atau jiwaku yang terlanjur besar di kampung.
aku adalah laki-laki yang mengenang
gerimis di kaki losari. gerimis yang didalamnya ku titip pesan. untukmu.
semoga losari yang ku maksud adalah
yang berujung di garis pantai benua yang kau diami. sekali waktu, carilah
gerimis yang kukirimkan itu. tandanya dihiasi pelangi.
kepada
pemilik hati di ranting pohon yang meranggas, lain benua.
Makassar, 25 Januari 2010.