Hari ini terjadi
lagi demonstrasi. seorang teman
mengeluhkan demonstrasi membuat jalanan macet, menghambat dan merugikan
pengguna jalan. saya setuju. kerugian yang dialami memang tidak nampak dimata
demonstran, hanya nyata didompet pengguna jalan. sudahkah ada penelitian yang
membahas berapa kerugian yang ditimbulkan ?
kemacetan
hanyalah salah satu dampak dari demonstrasi yang membuat isi dompet yang memang
pas-pasan menjadi semakin kempes. semakin lama kendaraan bermotor dijalanan
akan semakin membuang percuma bahan bakar, menguapkan uang. belum lagi dampak
lain, misalnya polusi. semakin lama kendaraan bermotor dijalanan, maka akan
semakin banyak menghasilkan karbondioksida yang meracuni sistem pernapasan.
belum terhitung polusi akibat ban bekas yang dibakar. buat apa ? cari perhatian
? kalau memang merasa tidak diperhatikan dan didukung oleh masyarakat lalu
masyarakat yang mana yang disuarakan aspirasinya ? apa syarat dan kondisi
sebuah demonstrasi betul-betul menjadi sarana menyuarakan aspirasi ? bukankah
gedung DPR punya ruang aspirasi ? kenapa mesti dijalanan? kenapa mesti bakar
ban bekas ? memang perlu banyak tanda
tanya untuk menegaskan ketidaksetujuan masyarakat dengan hal ini.
dilain
perspektif, demonstrasi “katanya” menyuarakan aspirasi masyarakat, sebegitu
bisunyakah masyarakat kita sampai tak lagi bisa bersuara sendiri ? kemana
telinga para pemerintah dan politisi ? saya yakin ditengah ketidakmenentuan
sistem politik dan hukum kita, masih ada pemerintah yang mau mendengar. memang demonstrasi
adalah salah satu ciri berdemokrasi, tetapi fakta-fakta baru menunjukkan bahwa
demonstrasi mahasiswa ataupun golongan lain bisa jadi merupakan demonstrasi
bayaran. lalu demokrasi model apa yang akan kita pakai sebagai demokrasi ala
Indonesia ? jika seperti ini keadaannya maka demonstrasi hanya menjadi alat
pencipta monster.
oleh karena itu,
sebaiknya kita memikirkan dan merumuskan ulang definisi, model, dan syarat
demonstrasi, sehingga tercipta demonstrasi yang apik, kreatif, dan santun.
semua elemen masyarakat akan suka, mendukung dan bahkan ikut serta dalam
demonstrasi – hal ini berlaku bukan untuk demonstrasi bayaran - sebagai
penyulut perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.
yang tidak mau
memikirkannya, sudahlah. toh akan tetap menjadi orang, tanpa menjadi manusia.
ale ahmad
Makassar 07 april 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar