Inilah keegoisan yang kujanjikan itu.
nyata terukir dalam coretan bernada
congkak,
saat rintih dan laramu mulai
menyanyikan lagu sendu,
diiringi nyanyian latar orang-orang
yang menertawakanmu.
Aku berhasil, setidaknya menurutku.
Aku sanggup buatmu menangis
Aku sanggup buatmu meneriakkan namaku
dengan hatimu, saat aku dengan gagahnya melepas pelukmu
Aku juga lihai buatmu tertawa,
menertawakan kebodohan hatimu dan kedangkalan nalarmu, untuk tetap mencintaiku
Sekali lagi inilah keegoisan yang
kusumpahkan itu.
Atas itu pula,
Aku sampai tak menangis saat sebagian
jiwamu terbang, lalu menghilang wujudnya
- kau pernah mengatakan sebagian jiwamu
adalah aku, ingatkah ?? -
Pun aku tak sedih sama sekali saat kau
rintihkan semua rindu, kasih dan cintamu, curahkan sayangmu saat kau memeluk
...
Pusaraku.
- maaf, selama nafasku, aku terlalu
lupa bahwa aku mencintaimu
Keegoisan
Itu
Makassar, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar